MALALA TIDAK GENTAR MENYUARAKAN HAK PEREMPUAN
Malala
Yousafzai di usianya yang masih sangat
muda, ia berhasil menjadi seorang aktivis yang memperjuangkan hak pendidikan
pada perempuan di negaranya. Ini berawal dari saat ia menempuh pendidikan di
sekolah ayahnya di Swat. September 2008, waktu itu Taliban menyerang sekolah
untuk anak perempuan itu, dimulailah advokasi hak edukasi perempuan oleh
Malala.
Sebuah pidato
ia lakukan di Peshawar waktu itu dengan judul “Bagaimana tega Taliban merenggut
hak dasar saya untuk edukasi”. Semenjak Malala menyuarakan pidatonya, ia
berlanjut memperjuangkan hak edukasi untuk anak perempuan dengan cara blogging. Sejak
awal 2009, dengan memakai alias Gul Makai, ia menceritakan keresahannya hidup
dalam ancaman Taliban untuk memupuskan pendidikannya. Meski memakai alias, identitasnya
terbongkar pada Desember 2009. Memang, terbongkarnya alias yang
ia gunakan sempat dinilai membahayakan. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya,
Malala semakin dikenal luas di dunia. Ia kemudian melanjutkan untuk menyuarakan
haknya, hak agar semua perempuan memperoleh pendidikan. Alhasil, nominasi International Children’s
Peace Prize 2011 didapatkan Malala.
Pada
tahun yang sama, anugrah Pakistan’s National Youth Peace Prize menjadi
miliknya. Tekanan dari Taliban semakin membahaykan nyawa Milala, bahkan ancaman
pembunuhan dilontarkan terhadapnya. Peristiwa tersebutlah yang membawa Milala
semakin terkenal. Anak sulung keluarga Yousafzai itu, justru semakin
mendapatkan perhatian dan dukungan penduduk dunia atas usaha dan keberaniannya
menyuarakan pendidikan untuk perempuan. Hingga akhirnya ia dapat berpidato di
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari ulang tahunnya ke-16, 12 Juli 2013.
Sejak saat itu, diperingatilah 12 Juli sebagai Malala Day setiap
tahunnya.
MOTIVASI MENJADI PEREMPUAN HEBAT
Kemudian
Milala juga kerap memberikan kata penyemangat untuk kaum perempuan untuk
membangkitkan semangat kaum perempuan terhadap ketertindasan yang dialami
perempuan terkhusus dibidang pendiikan. Dia memberikan tips bgaimana kita
menjadi perempuan hebat.
1.
Kamu Bisa Jadi Panutan
Menurut
Malala, setiap perempuan bisa jadi panutan dengan caranya masing-masing. Ia
mengungkapkan kalau jumlah kaum perempuan adalah sebagian dari populasi dunia.
Maka dari itu, para perempuan sebaiknya berpikiran maju dengan berbagai
kesempatan yang ada. Malala juga sempat bilang kalau kaum perempuan itu bagian
dari masyarakat. Jadi sebagai cewek, kamu semestinya bisa memberikan kontribusi
yang baik untuk masyarakat.
2.
Pendidikan adalah Hal Paling Penting
Malala merupakan aktivis yang
sangat memperjuangkan pendidikan. Tidak heran
kalau ia menyatakan pendidikan adalah hal yang paling penting. Menurut Malala,
pendidikan bisa menjadi jalan pembuka untuk bisa mendapatkan pekerjaan,
meningkatkan perekonomian dan membentuk perdamaian di kehidupan bermasyarakat.
Pokoknya, jangan sampai kamu menyia-nyiakan pendidikan, karena edukasi bisa
memberikan banyak kelebihan untuk kamu.
3.
Percaya dengan Diri Sendiri
Sejak umur 10 tahun, Malala
sudah sering menyatakan ke banyak teman-teman di negaranya kalau pendidikan
adalah hal yang sangat berguna. Malala mengaku kalau saat itu, ia sendiri juga
tidak tahu apakah pernyataannya itu akan membuat pengaruh atau perubahan.
Intinya, Malala hanya percaya dengan keyakinannya, bahkan hal ini yang akhirnya
membawa ia pada kesempatan menjalani pendidikan bukan menikah dan punya anak di
usia remaja.
4. Menjadi
Agen Perubahan
Malala bilang kalau
sekarang ini banyak cara untuk menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik.
Misalnya, kita bisa ikut kegiatan amal di lingkungan sekitar atau dengan
menggunakan sosial media untuk berbagi hal yang positif. Malala sendiri punya
organisasi di negara asalnya yang membantu perempuan muda untuk meraih
cita-citanya.
5. Jadilah
Sahabat Bagi Dirimu Sendiri
Malala juga sama
seperti anak muda lainnya yang pernah merasa sendirian dan susah untuk mendapat
dukungan. Tapi, ada satu saran yang sangat bagus dari Malala kalau kamu
sebaiknya selalu menjadi sahabat bagi diri kamu sendiri. Kamu tidak perlu
terlalu tergantung pada orang lain. Intinya, kamu yang memiliki hidup kamu
sendiri jadi harus menjalani sebaik mungkin.
MALALA YOUSAFZAI BERKUNJUNG KE TANAH AIR
Malala Yousafzai, pemenang Nobel
Perdamaian dari Pakistan, mengunjungi kampung halamannya, Mingora. Jalanan diblokir ketika helikopter yang membawanya
mendarat di sebuah rumah milik pemerintah, sekitar satu kilometer dari rumah
yang dulu dihuninya. Malala juga didampingi saudara laki-lakinya Atal
Yousafzai, dan kepala sekolah khusus bagi anak laki-laki Swat Cadet College,
Guli Bagh.
Seorang pamannya mengatakan, Malala juga berencana untuk
bertemu dengan teman-teman dan sanak keluarganya, sebelum kembali ke Inggris
Senin lusa.
Kini Malala menjadi mahasiswa di Universitas Oxford mengambil
jurusan Filasafat, Ekonomi dan Politik. Dalam wawancara dengan TV Pakistan Geo
TV Jumat lalu ia mengatakan, situasi sudah membaik dan ia berencana untuk
mencalonkan diri menjadi perdana menteri setelah menyelesaikan pendidikan.
"Ini negara saya, dan saya punya hak-hak sama seperti
warga Pakistan lainnya," demikian kata Malala.
Lalu, saat menyampaikan pidato, ia menangis ketika
mengatakan, adalah "impiannya" untuk kembali ke negara asalnya,
setelah bekerja bertahun-tahun. Malala pernah mengatakan bahwa mendapatkan
penghargaan itu sebuah kesempatan terbesar, tapi untuk mendapatkan pendidikan
bagi semua anak laki-laki dan perempuan adalah hal utama dari tujuannya.
Ibarat sebuah sepeda tidak bisa berjalan
hanya dengan satu roda: masyarakat itu seperti sepeda, dengan pendidikan
laki-laki sebagai roda depan dan pendidikan perempuan sebagai roda kedua.
Tujuh Quote Malala
Yousafzai Membangkitkan Semangat Pendidikan
“Ambillah buku dan pena kita. Dua hal tersebut adalah senjata
yang paling kuat. Seorang anak, seorang guru, sebuah buku, dan sebuah pena
mampu mengubah dunia.”
“Kelompok Taliban bisa
mengambil pena dan buku kami, tapi mereka tidak akan bisa menghentikan kami
dari terus berpikir dan berkembang.”
“Di beberapa bagian di
dunia, para siswa berangkat sekolah setiap paginya. Sekolah adalah bagian yang
wajar dalam hidup mereka. Tapi di belahan bumi yang lain, kami haus akan
pendidikan. Pendidikan merupakan hadiah yang begitu berharga bagi kami, seperti
halnya berlian.”
“Banyak yang berpikir
bahwa aku telah memenangkan nobel perdamaian, menerbitkan buku, dan merilis
filim jadi aku sudah mendapatkan semua yang aku butuhkan. Tapi mereka tak
memahami bahwa tujuanku, yaitu menjamin setiap anak bisa bersekolah, sama
sekali belum tercapai. Padahal itulah yang paling terpenting bagiku.”
“Jangan pernah berpikir
bahwa hanya karena kamu masih muda, kamu tidak bisa melakukan sesuatu. Waktu
itu usiaku 11 tahun saat aku mulai menulis untuk BBC dan berbicara di hadapan
masyarakat dunia. Jadi jangan berpikiran bahwa usiamu sekarang akan
menghentikan langkahmu ke depan.”
“Penting sekali untuk
mengenali dirimu sendiri, mengambil keputusanmu sendiri, dan menunjukkan dirimu
yang sesungguhnya.”
“Aku tak keberatan kalau
harus duduk di lantai sekolah. Yang aku inginkan hanyalah pendidikan, dan aku
tak takut pada siapa pun.”
(dari
berbagai sumber/ Arni Girsang )
No comments:
Post a Comment